Pemerintah

Hadiri Penutupan Pelatihan, Sekda Jepara Imbau Harga Batik Jangan Nengkik

55
×

Hadiri Penutupan Pelatihan, Sekda Jepara Imbau Harga Batik Jangan Nengkik

Sebarkan artikel ini
IMG 20230729 WA0016

JEPARA, LIPUTAN7.ID – Makin banyak pemain baru di pasar batik. Agar dapat eksis di tengah kompetisi, para pengrajin batik di Jepara diimbau agar mematok harga yang presisi saat memasarkan produknya. Atau, para pedagang dipesan agar tidak mematok harga terlalu tinggi.

Sementara dalam bahasa sehari-hari masyarakat Jepara,  mematok harga terlalu tinggi disebut nengkik atau ngentel.

Himbauan itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko, saat menutup pelatihan membatik di Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Diskop UKM Nakertrans) Kabupaten Jepara (28/7) kemarin.

“Jangan sampai nengkik. Mungkin saat itu dibeli, tapi setelahnya, dia tak akan kembali lagi,” ujar Edy Sujatmiko.

Menurutnya, mematok harga batik terlalu tinggi hanya dapat untung sesaat. Maka dari itu dia berpesan, agar para pedagang batik memberikan produk yang berkualitas dengan presisi.

“Itu hanya menguntungkan anda sesaat. Kalau mau konsumen berlangganan, berikan produk yang berkualitas dengan harga presisi. Hitung benar biaya produksi dan modalnya. Lalu ambil keuntungan sewajarnya,” kata Edy Sujatmiko,

Terkait kualitas produk, Edy Sujatmiko menyebut, pentingnya menyediakan produk yang bagus. Karena, hanya dengan sedikit lebih mahal, pembeli akan mendapat produk berkualitas.

“Selisihnya, kan, hanya di kain dan bahan penunjangnya, tapi biaya tenaga kerjanya sama,” urainya.

Dalam kesempatannya itu,  dia juga memberikan pesan, agar materi pemasaran daring dipraktekkan saat memasarkan produk. Karena saat ini banyak konsumen beralih ke pasar daring.

Sementara Kepala Diskop UKM Nakertrans Samiadji mengatakan, bahwa tahun ini pelatihan batik dari dinasnyanya, dilakukan dalam beberapa tahap. Setiap tahap ada 20 peserta yang terbagi dalam 5 kelompok.

Dalam pelatihan itu, peserta mendapat berbagai fasilitas. Yakni, selain uang saku harian, peserta mereka mendapat fasilitas alat tulis, makan, tas, kaos hingga sertifikat, dan peralatan praktik.

Pernyataan Diskop UMKM Nakertrans diamini oleh salah-satu peserta asal Desa Bucu, Kecamatan Kembang, yakni Wiwik Listyowati.

Wiwik mengaku puas setelah beberapa hari mengikuti pelatihan. Dari pelatihan itu, berniat mengembangkan usaha batik yang telah dirintis beberapa tahun lalu.

“Nah di sini dilatih banyak teknik. Mulai dari batik tulis, cap, hingga teknik coret. Jadi, kami akan memperkaya varian produk batik dari yang sebelumnya bisa syaa sediaka,” sambung wiwik.

Terkait keseriusan peserta seperti Wiwik ini, terbukti dari salah-satu pemateri Alfiyah yang tidak menampik saat ditanya antusias peserta selama pelatihan.

“Makanya,setiap kelompok sudah bisa menghasilkan hingga empat lembar kain batik selama pelatihan ini. Motifnya macam-macam, sesuai inspirasi yang didapat peserta,”pungkasnya.