SEMARANG, LIPUTAN7.ID -Pasca aksi demo yang dilakukan Mahasiswa Baru (Maba) secara besar-besaran menolak aturan ma’had, akhirnya Rektorat UIN Walisongo buka suara merespon aksi penolakan ratusan mahasiswa mengenai aturan ma’had atau kewajiban tinggal di dalam asrama kampus UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah. Jum’at (11/8/2023).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Walisongo, Arief Budiman mengaku, aturan ma’had sudah menjadi petunjuk dari Kemenag untuk menjalankan program moderasi beragama.
“Program pema’hadan bagi mahasiswa baru UIN merupakan mandatori dari
Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam,” ujar Arief Budiman. Kamis (10/9/2023).
Ia beralasan adanya aturan ma’had sesuai program moderasi beragama memang perlu dipertahankan dan diperkuat. Salah satunya dengan manajemen mutu dan pengawasan yang terukur.
Soal temuan buruknya kualitas makanan yang diberikan bagi penghuni ma’had, Arief mengklaim tak sepenuhnya benar. Akan tetapi ia mengatakan akan mengevaluasi mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin.
“Mengenai temuan buruknya mutu layanan katering sebagaimana tergambar dalam video yang disebarkan, meskipun informasi yang tersebar itu tidak sepenuhnya benar, namun bagi UIN Walisongo merupakan pengingat yang perlu direspon secara positif,” katanya.
Pasca mahasiswa UIN Walisongo Semarang melakukan unjuk rasa meminta program wajib mondok bagi mahasiswa baru disetop buntut curhatan viral makanan basi.
Faris Balya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Walisongo Semarang mengatakan, mereka meminta program wajib ma’had ditiadakan apabila penyelenggara tidak serius dalam mengurus santri yang ada di dalamnya.
“Program ma’had bagi mahasiswa baru UIN Walisongo diwajibkan untuk tinggal di asrama atau pondok yang disediakan kampus dan mitranya. Mahasiswa Baru sebagian besar mengeluh terkait program tersebut,” kata Faris.
Ia menambahkan untuk program itu, mahasiswa baru harus membayar Rp.3 juta untuk fasilitas dan Rp. 450 ribu per bulan untuk uang makan. Namun, sejak 4 Agustus lalu, pihaknya mendapat banyak aduan terkait fasilitas di ma’had.
Pada tahun pertama UIN Walisongo Semarang mewajibkan mahasiswa barunya untuk mondok selama satu semester. Tahun sebelumnya program itu hanya diwajibkan bagi mahasiswa yang tidak lolos tes baca tulis Al-Qur’an.