Agama

Besok Santri Singo Jeporo Peringati Milad Ke-1, Gelar Sholawatan Bersama Habib Muhsin Al-Aydrus

355
×

Besok Santri Singo Jeporo Peringati Milad Ke-1, Gelar Sholawatan Bersama Habib Muhsin Al-Aydrus

Sebarkan artikel ini

JEPARA,LIPUTAN7.ID – Santri Singo Jeporo sebuah wadah Komunitas santri anak-anak punk dalam rangka memperingati hari ulang tahun (Milad) Ke-1 menggelar pengajian umum dan sholawat diiringi Hadroh Nuruddin 8642 bersama Khodimul Majelis Habib Muhsin bin Abdul Qodir Al-Aydrus.

Sholawat dan Pengajian Umum di prakarsai oleh Muhammad Zainal Abidin akan digelar di Yayasan Pendidikan Islam AL-Ikhlas Tubanan RT.06/RW.04 pada Minggu 10 Desember 2023 pukul 20.00 Wib.

Kegiataan akan dihadiri Romo KH Marzuki, Witiarso Utomo (Mas Wiwit), Ponco Sujarwo (Gus Co), Yanto Transmoda, Eko Supakri, Anggota Singo Jeporo, Tomas, Toga, Dinas Sosial Jepara dan warga masyarakat setempat.

Muhammad Zaenal Abidin biasa disapa Enal saat dikonfirmasi awak media mengatakan, komunitas ngaji anak-anak punk saat ini genap berusia satu tahun.

“Sebagai wadah positif bagi anak-anak punk, sudah berjalan satu tahun ikut ngaji dengan Khodimul Majelis Habib Muhsin” kata Enal.

Habib Muhsin sebagai Khodimul Majelis memulai dengan membentuk kelompok ngaji ‘Santri Singo Jepara’ menyasar anak-anak punk dan jalanan menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mendidik mereka, sebab karakter santri-santrinya yang ‘unik’.

Ia bertekad mengajak anak-anak punk dan jalanan untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Habib Muhsin untuk memperoleh metode pendidikan yang tepat, harus menyelami kehidupan para anak-anak punk yang dididiknya. Setelah beberapa bulan berlalu, Ia pun memahami bahwa ada banyak alasan yang membuat seseorang tinggal di jalanan.

Berangkat dari berbagai macam permasalahan yang menjadi latar belakang para mantan anak-anak punk, Ia berharap dapat menjadi sosok guru, ayah, sekaligus sahabat untuk melengkapi hidup anak-anak binaannya.

Kebanyakan mereka menjadi anak-anak punk, yang pertama itu karena broken home, yang kedua mungkin masalah ekonomi, ketiga masalah narkoba, masalah lingkungan. Kemudian keempat, kelima, dan seterusnya bisa masalah pendidikan.

Jadi sebenarnya konsepnya hadir sebagai sahabat bagi mereka. Dari situ lah akhirnya ada upaya berbagi cerita, berbagi berkah, berbagi ilmu. Mereka sendiri yang ingin ikut gabung dalam komunitas, ikut mengaji dan ikut belajar sholat.