Daerah

Diduga Tengkulak Bermain, Saat Musim Kemarau Harga Garam Anjlok di Rembang

101
×

Diduga Tengkulak Bermain, Saat Musim Kemarau Harga Garam Anjlok di Rembang

Sebarkan artikel ini

REMBANG,LIPUTAN7.ID – Sejumlah petani garam kecewa hasil panen garamnya hanya terjual murah. Pasalnya saat musim kemarau harga jual garam justru anjlok di wilayah Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Rabu (23/8/2023).

Biasanya jika musim kemarau tiba petani garam justru meraup keuntungan, namun kali ini harga garam di Kabupaten Rembang, terus merosot mencapai 80 persen dari harga bulan lalu.

Suryadi salah satu petani garam asal Desa Tambakagung, Kecamatan Kaliori mengatakan, diduga hal ini ditengarai adanya permainan harga oleh tengkulak. Jika bulan Juli lalu penurunan harga garam sudah terjadi harga jual garam semula Rp. 5.000 per kilogram, kini hanya Rp 1.000 per kilogram.

“Harga garam saat ini turun, dari sebelumnya Rp. 5.500 jadi Rp. 1.300, sudah terjadi satu bulanan. Kalau harga anjlok gini ya tidak sebanding dengan biaya produksi,” kata Suryadi. Selasa (22/8/2023).

Selain mengeluhkan penurunan harga garam, para petani garam juga mengeluhkan dampak elnino yang menyebabkan kurangnya pasokan air laut yang mengalir ke lokasi tambak sebagai bahan baku pembuatan garam.

“Untuk bahan baku pembuatan garam saat ini sulit, karena air dari laut tidak bisa mengalir ke tambak akibat kemarau sungai dangkal,” imbuhnya.

Para petani garam saat ini hanya bisa berharap Pemerintah segera turun tangan untuk mengembalikan harga jual garam agar harga jual bisa kembali seperti semula.

“Untuk biaya produksi kalau harganya segini ya nggak mencukupi. harga solar untuk menyedot air laut ke tambak ya harganya kayak gitu, apalagi sulit kalau beli banyak,” ujar Selamet petani garam lainnya.

“Kalau petani garam dengan kondisi seperti ini ya mengeluh, tapi bagaimana namanya orang kecil ya diam saja. Harapan kami pemerintah turun tangan, seharusnya harga ya minimal Rp. 2.000 lah,” tambahnya.

Selama ini petani jual garam ke tengkulak. Para petani berharap Pemerintah membantu permodalan, jadi petani tidak ngebon (hutang) ke tengkulak. Kemudian kesiapan gudang, jadi ada modal bagi pemilik garam. Jadi petani tidak terburu-buru menjual menunggu harga membaik.