AGAM,LIPUTAN7.ID – Erupsi Gunung Marapi kembali memunculkan kekhawatiran bagi warga sekitar. Pada Kamis (8/11), sejumlah hewan liar terlihat turun ke permukiman, yang diyakini masyarakat sebagai tanda alam akibat aktivitas vulkanik yang meningkat.
Walinagari Bukit Batabuah, Firdaus, mengonfirmasi kabar ini setelah menerima laporan langsung dari warga Kecamatan Candung.
“Kami menerima laporan masyarakat, kemudian setelah dicek ke lapangan, memang terlihat beberapa jenis hewan seperti monyet jenis sampai, kijang, hingga beruang madu yang turun ke sekitar permukiman,” ujar Firdaus dalam wawancara, Kamis (7/11).
Firdaus mengungkapkan, fenomena ini semakin menimbulkan keresahan di kalangan warga, mengingat kejadian serupa pernah terjadi sebelum erupsi utama pada Desember 2023.
“Warga cemas karena masa sebelumnya juga terjadi hal serupa. Saya meminta seluruh warga untuk tetap tenang dan waspada terhadap aktivitas Gunung Marapi,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Nagari Bukit Batabuah kini aktif melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan dan tindakan pencegahan kepada warga, terutama terkait erupsi dan potensi banjir lahar dingin. Firdaus menekankan pentingnya menghindari zona berbahaya di sekitar Gunung Marapi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Budi Prawira, juga mengonfirmasi langkah-langkah kesiagaan yang diambil pihak pemerintah.
“Besok akan dipasang spanduk imbauan dan kami akan menggelar rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Rapat tersebut akan berlangsung pada Jumat (8/11), bertempat di mess pemerintah daerah Kabupaten Agam. Dalam rapat tersebut, menurut Budi, status Gunung Marapi yang saat ini di Level II (Waspada) akan dievaluasi untuk kemungkinan dinaikkan ke Level III (Siaga) seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik.
Ikuti terus berita terkini liputan7.id, Portal Berita Terpercaya.
