Kawal Kontestasi Pilkada Jepara 2024, Sejumlah Ormas Dan LSM Bentuk Konsorsium
JEPARA,LIPUTAN7.ID – Konsorsium Ormas LSM Jepara gabungan dari Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Jepara, sepakat mengawal kontestasi dan menciptakan ‘Politik Bahagia’ Jelang Pilkada Jepara tahun 2024.
Hal itu terungkap, saat di gelar silahturahmi dan Halal Bihalal Idhul Fitri 1445 H yang dilaksanakan di Gedung Pertemuan Jln Pemuda Jepara pada Minggu 21 April 2024 sore.
Kegiatan itu sekaligus membahas rencana restrukturisasi dan reorganisasi kepengurusan hingga pembahasan singkat Calon-Calon Bupati dalam Pilkada Jepara tahun 2024-2029.
Konsorsium Lembaga Swadaya Masyarakat Jepara adalah organisasi yang masuk menjadi anggota Komite Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai lampiran keputusan Bupati Jepara No 500/119 Tahun 2023 tanggal 27 April 2023. Konsorsium LSM Jepara berkedudukan di Komite TSP Jepara sebagai anggota Koordinator Bidang Perencanaan pada No 9 yaitu Ketua Konsorsium Lembaga Swadaya Masyarakat Jepara.
Hadir dalam acara tersebut, Dewan Pembina yaitu: Dr. Djoko Tjahyo Purnomo, Khaeron Syarifudin, Dewan Pengawas H Farisal Adib dan Bambang Budiyanto, serta hadir beberapa Pengurus dan Anggotanya yaitu: Wakil Ketua H M. Habli Mubarok, Bendahara I Septian Adi Purnomo dan Bendahara II Mulyono, serta Kartini, Singgih Purwanto, Rohmadiyanto, Candra Yulia Krisnawati, Ali Shodikin, G. Ambar Prasetyo, Puji Sumono, Totok Rohyanto, Supriyadi, Arifin, Eko Mulyantoro, dan Tomy Arifianto.
Nampak hadir juga Purnomo, Nur Rokhmad Ketua DPC GPP (Gerakan Pembumian Pancasila) Jepara yang dikenal sebagai dukun politik, dan Khamid dari Desa Langon, Denny Prihartanto biasa disapa akrab ‘Pelong’, Iskandar, Santoso, dan Petinggi Tegalsambi H Agus Santoso, serta tamu undangan lainnya.
Dalam acara ini terungkap nama Farisal Adib yang akan maju sebagai CalonBupati Jepara dalam kontestasi Pilkada Jepara tahun 2024.
“Setelah minta do’a restu kepada orang tua saya saat lebaran kemarin, saya akhirnya memutuskan diri untuk maju dalam kontestasi Pilkada Jepara tahun ini,” ungkap Adib.
Ia menambahkan bahwa kita dorong warga masyarakat agar dalam Pilkada Jepara nanti menciptakan ‘Politik Bahagia’ atau politik riang gembira tidak saling menjatuhkan dan menjelek-jelekkan.
“Karena tujuan kita sama yaitu bagaimana Kabupaten Jepara semakin sejahtera, maju dan makmur,” harap Adib.
Sementara Dewan Pembina Djoko Tjahyo Purnomo dalam sambutannya mengajak ciptakan politik bahagia, politik riang gembira, politik santun agar Pilkada Jepara nanti berjalan aman dan damai dan menghasilkan figur atau sosok yang berkomitmen dan berintegritas tinggi, mementingkan kepentingan warga masyarakat dengan tulus dan ikhlas.
Ia berpesan akan segera melakukan restrukturisasi atau reorganisasi kepengurusan baru Konsorsium LSM Kabupaten Jepara dan hal ini juga didukung sepenuhnya oleh Dewan Pembina dan Dewan Pengawas lainnya.
“Kita rencananya akan mengadakan pertemuan lanjutan, dan di bulan Mei nanti kita akan rubah kepengurusan baru untuk kita ajukan ke notaris dan segera kita laksanakan pelantikan dan pengukuhan pengurus yang baru, mengingat hampir satu tahun lebih Konsorsium Jepara vakum karena kepengurusan sebelumnya tidak berjalan maksimal,” ucap Djoko.
Ali Shodikin Ketua LSM Gerakan Jalan Lurus (GJL) Jepara salah satu kandidat Ketua Konsorsium Lembaga Swadaya Masyarakat Jepara yang baru, menyampaikan tiga poin dalam pertemuan pasca Idul Fitri 1445 H.
“Pertama saya mengucapkan halal bihalal minal aidin fal faidzin, mohon maaf lahir dan batin buat semua tamu undangan,” kata Sodhikin.
Dia melanjutkan, rencana restrukturisasi atau reorganisasi Konsorsium LSM Jepara dan pelaksanaan program pemanfaatannya, dan ketiga Mencari figur pemimpin Jepara.
“Peran Konsorsium sangat vital untuk ikut mengawal dan mengawasi peran distribusi dan penyaluran kegiatan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility yang berdampak terhadap lingkungan dan sosial. Seharusnya CSR berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya di sekitar lingkungan perusahaan dan umumnya buat warga masyarakat Kabupaten Jepara,” tegas Shodikin.
Saat ini Konsorsium LSM Jepara sudah ada legal standingnya dan sudah memperoleh SK dari Pemkab Jepara. Namun kinerjanya masih stagnan karena ada persoalan di pucuk pimpinan organisasi.
“Untuk mencari figur atau sosok calon pemimpin Jepara, kita harus melakukan uji kepatutan dan kelayakan bersama-sama. Agar nanti kita menemukan sosok yang berintegritas, berkompeten, mempunyai kapasitas, kapabilitas, kompatibilitas, akseptabilitas, serta memiliki modal politik, karena butuh modal politik yang besar dalam konstelasi politik Pilkada Jepara,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh Agus Santoso Petinggi Desa Tegalsambi bahwa, mungkinkah dalam Pilkada Jepara nanti mengikis budaya politik uang, walaupun dalam kenyataannya hal itu tidak serta merta bisa kita hindari.
“Masyarakat yang dilihat figur yang cocok dan track recordnya. Jadi jangan terlalu banyak berjanji, karena nanti tuntutan banyak dan ekspetasi nanti juga,” katanya.
Dewan Pembina Khaeron Syarifudin berharap agar semua pengurus dan anggota saling bekerjasama.
“Untuk eksis dibutuhkan pemikiran-pemikiran cerdas oleh segenap pengurus dan anggotanya. Karena Konsorsium punya potensi yang diisi oleh orang-orang yang berbagai latar belakang dari LSM, Ormas, dan Media dan tentunya bisa memaksimalkan kinerja potensi yang ada untuk menjadi garda terdepan dalam berperan aktif membantu Pemkab Jepara dalam pelaksanaan program di segala bidang,” pesan Khaeron.
Dia menambahkan, siapapun yang nanti mendeklarasikan diri dan mendaftarkan diri secara resmi ke KPU Jepara sebagai calon Bupati Jepara, harus siap segalanya, termasuk kesiapan modal politik.
“Untuk ikut dalam Pilkada membutuhkan modal yang cukup besar dan saya salut sama Mas Adib yang mengatakan siap maju sebagai calon Bupati Jepara,” tambahnya.
Supriyadi Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jepara berpesan dan menitipkan pesan kepada calon Bupati Jepara, agar memperhatikan kesejahteraan nelayan.
“Jumlah nelayan di Jepara adalah salah satu yang terbanyak di Jawa Tengah, namun sayangnya penghasilannya dari hasil tangkap laut masih rendah. Apalagi, masih ada konflik alat tangkap dan wilayah tangkap,” katanya.
Supriyadi berharap, Pemkab Jepara harus lebih memperhatikan nelayan di Jepara dengan membantu mereka dengan bantuan alat tangkap, kapal nelayan, kemudahan perijinan, dan kemudahan pembelian BBM.
Mulyono dari LSM BSM Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong, mengatakan, bahwa banyak dampak sosial dan lingkungan yang terjadi di area kawasan Industri di Kecamatan Mayong.
“Berdasarkan informasi dari warga masyarakat sekitar, munculnya kenakalan remaja atau anak-anak akibat pengaruh dampak lingkungan, kemacetan akut, penyerapan tenaga kerja bagi warga sekitar masih rendah, adanya pembatasan akses bagi pelaku atau pedagang UMKM di sekitar pabrik, pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan pabrik masih didominasi oleh warga luar lingkungan pabrik. Warga masyarakat lingkungan pabrik hanya menjadi penonton,” ujar Mulyono.
Arifin LSM Grib Jaya dari Desa Cepogo mengharapkan agar Konsorsium LSM Jepara membantu kinerjanya dalam pemanfaatan hak kuasa pengelolaan usaha dengan pihak pemerintah.
“Saat ini kita diberikan hak pengelolaan lahan oleh pemerintah, untuk itu saya mohon bantuan semua dari pengurus dan anggota agar bisa memanfaatkan peluang ini,” tandas Arifin.
Tommy Arifianto Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jepara secara singkat menjelaskan bahwa Pariwisata harus bisa didorong lebih maju.
“Pariwisata sudah menjadi salah satu target penting untuk peningkatan PAD dan semestinya Kabupaten Jepara harus lebih bekerja keras agar dunia pariwisata bisa berkembang lebih baik dibandingkan kondisi sekarang dan ini menjadi program prioritas oleh calon Bupati Jepara nanti,” harapnya.
Rohmadiyanto Ketua Forum Masyarakat Desa (FORMADES) Korwil Jepara mengatakan, tentang kontestasi Pilkada nanti, Konsorsium Ormas dan LSM (KOORMASRA) Jepara akan mendorong salah satu pengurus atau anggotanya untuk maju menjadi Cawabup atau Cawabup Jepara tahun 2024-2029.
“Namun terkait rekomendasi kita tegak lurus dengan aturan parpol, siapapun yang maju melalui partai politik di Jepara kita semua serahkan kepada mekanisme masing-masing Parpol untuk mengusung nama-nama kandidat yang dicalonkan,” ungkap Rohmadiyanto.
Puji Sumono Ketua LSM Pelita Jepara dari Desa Kaliaman Kecamatan Kembang hanya berpesan agar ikut mengawasi dan mengawal dana CSR dari PLTU Tanjung Jati Jepara yang digelontorkan ke masyarakat melalui Pemkab Jepara.
“Agar semua anggota bekerjasama dengan kompak dan baik untuk ikut mengawal dana CSR dan berpartisipasi dalam proses kontestasi Pilkada Jepara 2024 mendatang,” kata Puji.
Bambang Budiyanto salah satu Dewan Pengawas yang biasa disapa Bambang Kucir yang berprofesi pengacara menyatakan persetujuan atas langkah yang di ambil Djoko Tjahyo Purnomo untuk segera merombak kepengurusan yang tidak aktif dalam waktu dekat.
“Saya setuju dan sepakat dengan langkah yang diambil oleh Bapak Djoko agar organisasi Konsorsium Jepara bisa segera menjalankan semua program dengan baik dan memberikan manfaat buat semua warga masyarakat Kabupaten Jepara,” ungkap Bambang.
H Muhammad Habli Mubarok biasa disapa H Barok juga mengharapkan agar Calon-Calon Bupati Jepara nanti jangan hanya berpikir ‘balik modal’ saat menjadi Bupati Jepara.
H Barok juga berujar bahwa peran aktif Konsorsium sudah ditunggu masyarakat dan Konsorsium bisa bertugas maksimal untuk mendorong Pemkab Jepara lebih baik dalam tata kelola CSR yang menjadi kewajiban perusahaan. Apalagi, Jepara kota industri namun belum berkontribusi banyak untuk kota yang religius, Jepara juga saat ini dikenal sebagai kota energi.
“Kita harus mendorong calon pimpinan yang jelas memiliki visi dan misi, mempunyai karakter ikhlas dan tulus. Cari figur yang iklas dan tulus,” ujar H Barok sekaligus sebagai Sekretaris DPC PPP Jepara.
Dalam ‘Closing Statement’ Djoko Tjahyo Purnomo menegaskan bahwa akan segera melakukan mekanisme restrukturisasi dan reorganisasi kepengurusan Konsorsium Ormas LSM Jepara dan hal ini secara aklamasi disetujui oleh para pengurus dan anggota yang hadir.
Nur Rokhmad biasa disapa Mbah Nur memimpin doa bersama di akhir acara halal bihalal bersama anggota dan tamu undangan.