Daerah

Masih Banyaknya Bank Emok dan Bank Keliling Berkeliaran di Kecamatan Pangalengan, Sampai Warga Menolak dan Pasang Spanduk

88888
×

Masih Banyaknya Bank Emok dan Bank Keliling Berkeliaran di Kecamatan Pangalengan, Sampai Warga Menolak dan Pasang Spanduk

Sebarkan artikel ini
Masih banyaknya bank emok dan bank keliling di wilayah Kecamatan Pangalengan membuat salah satu warga geram dan mulai bergerak di salah satu Desa. Terpasang sepanduk yang bertuliskan Menolak Keras!!! Bank Emok, Rentenir, Bank Keliling di wilayah RW  06 Kampung Sukamulya/Cikolotok, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Rabu (30/08/2023).
Masih banyaknya bank emok dan bank keliling di wilayah Kecamatan Pangalengan membuat salah satu warga geram dan mulai bergerak di salah satu Desa. Terpasang sepanduk yang bertuliskan Menolak Keras!!! Bank Emok, Rentenir, Bank Keliling di wilayah RW  06 Kampung Sukamulya/Cikolotok, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Rabu (30/08/2023).

BANDUNG,LIPUTAN7.ID – Masih banyaknya bank emok dan bank keliling di wilayah Kecamatan Pangalengan membuat salah satu warga geram dan mulai bergerak di salah satu Desa. Terpasang sepanduk yang bertuliskan Menolak Keras!!! Bank Emok, Rentenir, Bank Keliling di wilayah RW  06 Kampung Sukamulya/Cikolotok, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. “Kalau di total bisa 25 lebih bank keliling atau bank emok, yang ada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung,” ungkapnya Wahyu yang di berikan kuasa dari warga untuk menutup akses peredaran bank emok dan bank keliling. Rabu (30/08/2023).

Dalam keteranganya saat di temui di lokasi salah satu rumah warga nasabah bank keliling wahyu mengatakan, mulai saat ini saya menutup akses peredaran bank emok, bank keliling ataupun rentenir yang sudah sangat menganggu warga di Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan.

“Surat kuasa yang saya pegang sudah mendapatkan persetujuan dari RT, RW dan Nasabah bank emok atapun bank keliling, untuk menghentikan peredaran bank emok ataupun bank keliling di Desa margamekar khususnya di Kampung Sukamulya/Cikalotok,” ucapnya orang yang membawa surat kuasa untuk menghentikan peredaran bank emok ataupun bank keliling.

Selain itu dia juga menjelaskan, adanya aduan dari masyarakat terkait adanya informasi yang meresahkan masyarakat yang berdampak dari lembaga-lembaga seperti bank emok dan bank keliling. Sesuai SK dan rekomendasi dari masyarakat yang mengadu ke saya terkait terlilit hutang, untuk menetralkan maka saya tutup dan pasang banner yang bertuliskan Menolak Keras Bank Emok, Rentenir, Dan Bang Keliling.

” Karena dari data yang ada hampir 25 bank keliling berkeliaran di kampung Sukamulya RW 06″ Jelas Wahyu.

Sesuai visi dan misi, SOP serta Ad Art. Sambungnya dia, saya pantang mundur untuk membela masyarakat meskipun nyawa saya jadi taruhannya, ketika masyarakat saya terlilit hutang terus merasa resah akibatnya ada yang sampai kabur, menjual alat-alat rumah, bertengkar dengan suaminya, KDRT, dan sebagainya.

“Dampak bank emok sudah nyata, makanya itu saya dan tim mulai bergerak untuk menutup pergerakan bank emok ataupun bank keliling,” sambungnya.

Wahyu juga bercerita pernah lihat ada anak kecil minta uang Dua Ribu Rupiah pada ibunya. Akan tetapi ibunya malah marah-marah, tapi untuk membayar bank emok mereka memaksakan diri, bahkan yang lebih ngeri sampai terdengar jual harga diri.

“Untuk itu saya punya tujuan agar masyarakat enak tidur, dan saya akan jemput anggaran Pemkab Bandung yang di programkan Bupati yaitu program dana bergulir tanpa bunga ataupun anggunan,” pungkasnya Wahyu.

Di sisi lain seorang warga kampung Sukamulya RW 06 salah satu nasabah yang enggan ditulis namanya menjelaskan, meminjam uang itu untuk menutup utang lagi misalnya punya utang bank emok A, karena ada tagihan sementara ke tetangga gak ada solusinya maka minjam lagi ke-bank emok B dengan harapan menutup hutang ke bank emok A karena kalau gak mampu bayar di buli sama nasabah lain, serta sama petugas bank emok, Angsuran harus di bayar hari ini tepat waktu.

“Tutup lubang gali lubang, dari bank emok satu untuk menutupi ke bank emok lain,” jelasnya warga.

Menurut warga kalau tidak mampu bayar pada siang ataupun sore di tunggu sampai malam, sampai di datangi sampai rumah itulah penyebab ibu-ibu atau nasabah banyak yang kabur.

“Para penagih tidak peduli, saat di tagih harus ada uang terkait perjanjian sebelumnya ada, tapi terlalu banyak tulisannya sehingga tidak di baca semua. Yang penting pinjam uang lancar. Terkait pinjaman dana bergulir dari Pemkab Bandung saya hanya sempet denger saja,” ungkapnya warga.

Sebelumnya Kasatpol PP Kabupaten Bandung, Ajat Sudrajat menegaskan, bank emok harus ditindak karena menimbulkan keresahan di masyarakat.

Bank emok adalah istilah untuk bank keliling atau semacam rentenir yang berkeliling dan memberikan pinjaman uang kepada masyarakat.

“Secepatnya akan ditertibkan karena pelaksanaan di lapangan banyak persoalan yang terjadi di rumah tangga si peminjam,” kata Ajat bulan April 2023 lalu.

Ajat juga menerangkan, kemunculan bank emok di Kabupaten Bandung tidak terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat.

Hal ini juga memengaruhi tingkat perceraian yang di mana 10 persen dari 10 ribu perceraian diakibatkan ekonomi.

“Karena kebanyakan hampir 10 ribu yang perceraian, 10 persen karena bank emok,” pungkasnya Kasatpol PP Kabupaten Bandung.

Di sisi lain di Kecamatan Ibun terus mendorong percepatan program Bupati Bandung yaitu program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Melalui sekertaris kecamtan Ibung Agus Rustandi mengatakan Kita selalu mendorong dan sosialisasi seluruh program bupati bandung salah satunya program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.

“Sosialisasi program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan terus di lakukan di Kecamatan Ibun, kalau ada kendala secepat mungkin kita atasi, seperti nama yang di ajukan backlist kita sarankan pakai nama yang lain yang masih satu Kartu Keluarga (KK),” ucapnya Sekcam Ibun yang selalu mendorong penuh program Bupati Bandung.