SUMENEP, LIPUTAN7.ID – Mengurai tradisi “Katorbangan” atau “Tathorbangan” yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Torbang, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Jum’at, (08/09/2023).
Diketahui, tradisi “Katorbangan” atau “Tathorbangan” yang dilaksanakan ini baru pertama kali diselenggarakan, tetapi nampak terlihat antusias dan kekompakan masyarakat yang menjadi perhatian oleh semua pihak.
Tradisi “Katorbangan” atau “Tathorbangan” tersebut, ternyata mempunyai sejarah yang cukup kental dan tidak dapat dipisahkan dengan jejak sejarah Kabupaten Sumenep.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Komunikasi dan informasi (Kadiskominfo) Kabupaten Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya mengungkapkan, nama dari Desa Torbang tersebut berawal ketika “Tor-ator” sambil nembang” yang artinya Menyampaikan sambil membawakan lagu.
“Yang pertama, adanya Desa ini sudah ada sebelum adanya Republik ini. Artinya, termasuk desa Torbang ini ada jauh sebelum negara Indonesia terbentuk,” ungkapnya.
Lebih Kadiskominfo Sumenep menjelaskan, bahwa seiring perkembangan zaman, tibalah pada masa di mana tanah yang menjadi tempatnya manusia tersebut mengalami kerusakan, sehingga dilakukan ruwat (Jawa) atau Rokat (Madura) seperti yang dilaksanakan oleh masyarakat Torbang saat ini.
“Rokat desa, adalah ritual rasa syukur terhadap anugerah yang diberikan alam kepada kita. Bentuk rasa syukur inilah yang dilaksanakan oleh masyarakat terbang,” jelas Ferdiansyah sapaan akrab Kadiskominfo Sumenep.
Terkait Desa Torbang, menurut Ferdiansyah, perkampungan atau warga desa yang ada di sini merupakan Abdi dalem kerajaan Songenep yang bertugas mengumpulkan dan mengirimkan hasil bumi kepada Istana atau Keraton Songenep.
“Waktu itu raja mempunyai peliharaan hewan, dimana rumputnya tersebut didatangkan dari sini (Torbang,red). Lama-kelamaan, bukan hanya rumput namun hasil bumi yang diberikan ke Keraton yang di iringi dengan lagu atau Tembang,” paparnya.
“Sehingga, “Tor-ator sambil nembang” tersebut disebutkan bagi desa Torbang ini. Dan “Katorbangan” atau “Tathorbangan” hanya ada di Kabupaten Sumenep,” tandas Ferdiansyah.
Kadiskominfo menambahkan, lewat tradisi yang dilaksanakan tersebut tampak sejumlah hasil bumi yang hendak disampaikan kepada orang nomor satu di Kabupaten Sumenep (Bupati,red) dari masing-masing dusun yang ada di desa Torbang ini.
“Ya, dapat kita lihat tadi kirab hasil bumi yang dibawa oleh masing-masing dusun hendak disampaikan kepada Bupati kalau dulu Raja. Ya, meski sudah diambil duluan sampai tenda oleh masyarakat dan pengunjung sebelum sampai ke tujuan,” tuturnya.
Kadiskominfo Ferdiansyah juga berharap, mudah-mudahan untuk kedepannya tradisi tersebut dapat dilaksanakan kembali.
“Selamat Hari Jadi Desa Torbang yang Ke-763 untuk Pak Kades dan seluruh Masyarakat Desa Torbeng,” pungkasnya.