JEPARA,LIPUTAN7.ID – Proyek pengerukan Muara Kali Wiso, Kecamatan Jepara Kota yang di gadang-gadang sebagai proyek Normalisasi guna memperlancar aliran sungai, serta melancarkan akses nelayan untuk pergi melaut mencari nafkah, Tapi malah menyusahkan para Nelayan kelurahan Ujungbatu dan sekitarnya.
Pasalnya setelah adanya proyek pengerukan Alur Muara Kali Wiso, yang dikerjakan CV. SUMBER JAYA, Dengan nilai kontrak Rp. 199.345.130,88. Malah banyak nelayan yang menjadi korban, Alih-alih akses nelayan menjadi lancar tapi malah bikin hancur kapal-kapal nelayan. Kerusakan kapal meliputi lambung kapal dan baling-baling mesin untuk penggerak kapal mereka. Elevasi endapan lumpur yang tambah amburadul, karena rencananya proses pengerjaan pengerukan muara kali wiso tersebut.
Seperti yang di alami nelayan kelurahan Ujungbatu atas nama Mislu khandil, yang juga selaku wakil ketua kelompok nelayan KARTINI MARITIM JEPARA mengatakan, Bahwa kapalnya kerap kali mengalami patah baling-baling penggerak kapal setiap berangkat maupun pulangcdari melaut, karena kandas akibat pendangkalan di muara kali wiso. Rabu, 04/12/2024
“Semenjak adanya proyek pengerukan normalisasi malah muara kali jadi tidak normal, saat air surut para nelayan dipastikan kapalnya akan kandas di muara kali wiso, Padahal sebelumnya saat surut masih bisa lewat meskipun satu jalur saja,” ungkap Khandil saat ditemui oleh awak media.
“Proses pengerukan sebagian lumpurnya disisihkan kepinggir kali bagian Utara, bukannya diangkut ke darat semua. Jadi tumpukan lumpur yang sisihkan di pinggir kali pasti balik lagi ketengah muara, karena terseret ombak dan membuat kali menjadi dangkal kembali,” imbuh Wakil Ketua KARTINI MARITIM JEPARA tersebut.
Sementara itu, Kabid Pengairan PUPR Jepara, Teguh Arifianto saat ditemui awak media di ruang kerjanya mengatakan, bahwa metode pengumpulan endapan lumpur disisi pinggir muara kali wiso benar adanya. Dengan harapan dapat menjaga dinding talud agar tidak tergerus oleh Ombak, karena sebagian dinding talud banyak yang berongga karena abrasi.
“Memang sebagian lumpur di sisihkan ke pinggir kali, guna melindungi dinding talud kali dari abrasi,” ujar Teguh.
Lanjut Kabid Pengairan menambahkan, Anggarannya sangat terbatas dan tidak ada rancangan anggaran untuk proyek ini, proyek ini instruksi dari Pj. Bupati atas keluhan masyarakat, jadi harus di realisasikan.
“Karena dengan anggaran terbatas, pengerukan tidak bisa maksimal sampai normal, jadi hanya beberapa kubik saja yang dapat diangkut ke darat, karena pembayaran dihitung dari kubikasi lumpur yang di angkut dan sudah mencapai batas kubikasi yang telah anggarkan,” pungkasnya.
Pengerjaan proyek pengerukan muara kali wiso yang terkesan asal-asalan sangat disayangkan oleh masyarakat, khususnya para nelayan yang menjadi korban dan yang terdampak secara langsung, karena akses mereka melaut untuk mencari nafkah jadi tersendat.
Nelayan berharap, pemerintah kabupaten jepara dan pihak-pihak terkait dapat mengkaji ulang proyek normalisasi yang benar-benar membuat aktivitas nelayan menjadi normal. Tidak terkesan menghambur-hamburkan anggaran dengan kinerja yang amburadul.
Ikuti terus berita terkini liputan7.id, Portal Berita Terpercaya.