ACEH UTARA, LIPUTAN7.ID – Terdapat lima kecamatan di wilayah hukum polres Aceh Utara berpotensi rawan saat pemilu pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2024 mendatang. Itu berdasarkan analisa lapangan dan perkembangan situasi dan kondisi politik terpantau di lapangan saat ini.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Aceh Utara AKBP Deden Heksaputera, melalui Kabag Ops Kompol Firdaus kepada media liputan7.id, Rabu (18/10/2023) di ruang kerjanya.
“Itu berdasarkan informasi rekan kami dari intelijen, mereka telah memetakan bahwa ada lima kecamatan terdapat TPS yang berpotensi rawan. Itu diklasifikasikan berdasarkan empat faktor,” ujar Firdaus.
Ia menjelaskan, pertama berdasarkan jarak tempuh antar TPS dengan TPS lainnya, kedua jarak tempuh TPS dengan kantor polisi terdekat, ketiga jaringan komunikasi, dan keempat adalah jaraknya yang harus melewati pegunungan atau bahkan sungai.
“Klasifikasi inilah yang membuat analisa intelijen kita mengkategorikan bahwa ada lima kecamatan dengan potensi sangat rawan untuk Pemilu saat ini. Didukung lagi dengan beberapa potensi yang sudah pernah terjadi, di antaranya mungkin adanya intimidasi, adanya kriminalitas yang muncul baik kriminalitas umum ataupun kriminalitas yang mengarah kepada tindak pidana Pemilu yang ada. Ini juga menjadi salah satu rangkaian analisa untuk mengkategorikan wilayah-wilayah tersebut pada tahapan kategori yang sangat rawan,” ungkap Firdaus.
Dirinya memberi contoh, salah satunya Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong. “Dari Polsek Paya Bakong menuju Blang Pante ini harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer hingga 7 kilometer. Jadi dengan siklus alam pegunungan yang ada di sini, kategori untuk saat sekarang Blang Pante ini merupakan posisi yang rawan,” imbuhnya.
Lebih lanjutnya Firdaus mengatakan, di Kecamatan Tanah Jambo Aye terdapat di Gampong Rawang Iteik. Karena di gampong tersebut pernah terjadi intimidasi, provokasi dan beberapa hal yang menjurus kepada tindakan kriminalitas lainnya.
Begitu juga untuk Kecamatan Langkahan disana terdapat di Gampong Lubok Pusaka. Kalau sekarang ini, kata Firdaus, dari siklus alam di musim penghujan untuk menuju Lubok Pusaka itu harus menggunakan jonder. Karena jalan yang biasa dilewati, saat ini rusak parah.
“Di Langkahan juga ada Gampong Seureuke yang lokasinya jauh, bahkan berbatasan dengan Aceh Timur, ” timpalnya.
Ia menambahkan, kalau seandainya terjadi banjir, berarti TPS itu berada di areal pengungsian. Itu sudah disepakati bersama KIP, karena dikhawatirkan pada Februari 2024 mendatang masih dalam siklus hujan.
“Nah, ini yang jadi kekhawatiran kita, sehingga kita bersama KIP kemarin sepakat jika terjadi intensitas yang mengharuskan masyarakat mengungsi, maka TPS itu kita buat di areal pengungsian. Ini berlaku untuk daerah mana saja yang banjir,” tambah Firdaus.
Kemudian di Kecamatan Tanah Luas, terdapat Gampong Bukit Makarti yang posisinya jauh dari peta, sehingga gampong ini termasuk dalam kategori rawan potensi terhadap pemilu ke depan. “Ini data sekarang berdasarkan update intelijen kita, ke depan bisa saja bertambah atau berkurang tergantung dari pola intelijen yang ada dan hasil koordinasi lintas sektoral antara intelijen dan pelaksana pemilu yang ada di wilayah kita,” terang Firdaus.
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan upaya atau langkah antisipasi terjadinya gangguan keamanan di TPS, baik secara lintas sektoral ataupun secara hubungan vertikal dengan pemerintah melalui rapat – rapat dengan para pelaksana pemilu yang ada, dengan KIP, Panwas, kemudian penentuan terhadap logistik Pemilu yang ada, daerah-daerah yang dijadikan sasaran operasi.
“Ke depannya kami akan melakukan pola pengamanan terhadap komisioner KPU, kemudian komisioner Panwas, itu sudah kita upayakan dari jauh hari. Kita juga membentuk suatu forum kerjasama yang di dalamnya ada kapolres, dandim, kajari dan panwas. Kita tergabung di situ untuk update terhadap perkembangan kasus yang ada, sehingga jika terjadi suatu hal yang menjurus kepada pelanggaran pemilu atau hal lainnya, kita mudah untuk berkordinasi. Di samping itu, kami juga selalu melaksanakan upaya – upaya sinergitas dengan TNI yang menjadi steakholder terdepan dalam pengamanan, ” jelas Firdaus.
Dalam pola pengamanan ini, Firdaus berharap bahwasannya TNI-POLRI dapat sama – sama bekerja untuk membuat Kabupaten Aceh Utara menjadi kabupaten yang aman, damai dan tertib untuk pemilu kedepannya.
Firdaus mengimbau kepada masyarakat, pesta demokrasi ini adalah hak masyarakat untuk memilih, menentukan siapa yang terbaik sesuai hati nurani. “Jangan sampai masyarakat ada yang terintimidasi, terprovokasi dengan situasi yang ada. Pilihlah sesuai dengan pilihan hati masing-masing. Karena siapapun yang akan menjadi pemimpin, kita tetap akan menjadi masyarakat, dan kami tetap akan bersenergi, TNI-POLRI bersama masyarakat,” pungkas Kompol Firdaus.