JAKARTA,LIPUTAN7.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian secara resmi melantik Prof Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.
Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 170/P Tahun 2024 tentang pengangkatan penjabat gubernur untuk provinsi tersebut.
Prof Fadjry Djufry menggantikan Prof Zudan Arif Fakrulloh, yang kini diberi tugas baru sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Republik Indonesia.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi, termasuk perwakilan Forkopimda Sulsel dan tokoh masyarakat.
Mengapa Fadjry Djufry Dipilih Sebagai PJ Gubernur Sulsel?
Dalam sambutannya, Tito Karnavian menjelaskan bahwa penunjukan Prof Fadjry sebagai Pj Gubernur Sulsel bukan tanpa alasan.
Beliau dinilai memiliki rekam jejak yang solid di bidang pertanian, sesuai dengan perannya sebagai Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian (Kementan).
Sebagai putra daerah Sulsel, Prof Fadjry diharapkan mampu memahami kebutuhan masyarakat serta mempercepat implementasi program nasional di provinsi yang dikenal sebagai lumbung pangan Indonesia.
“Sulsel memiliki peran strategis dalam mendukung swasembada pangan nasional. Dengan pengalaman dan keahlian Bapak Fadjry di bidang pertanian, kami yakin beliau mampu mempercepat program-program seperti pengentasan stunting, pemenuhan gizi masyarakat, dan hilirisasi hasil pertanian,” ujar Tito.
Kepercayaan ini juga didukung oleh perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap pengembangan potensi daerah Sulsel, terutama untuk sektor pangan.
Presiden menginginkan percepatan implementasi program nasional yang dapat menunjang kedaulatan pangan Indonesia.
Prof Fadjry Djufry lahir di Makassar pada 14 Maret 1969.
Tantangan Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry Memimpin di Masa Transisi
Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di kota kelahirannya sebelum melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Di Unhas, ia memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S1) pada tahun 1993 dengan spesialisasi Agronomi.
Kemudian, ia menempuh pendidikan S2 dan S3 di Institut Pertanian Bogor (IPB), mendalami bidang Agroklimatologi dan Pemodelan Tanaman, yang masing-masing diselesaikan pada 2000 dan 2005.
Karier Fadjry Djufry di Kementerian Pertanian mencakup berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di beberapa provinsi.
Pada 25 Januari 2022, ia dikukuhkan sebagai Profesor Riset ke-630 secara nasional dan ke-159 di lingkungan Kementerian Pertanian.
Orasi ilmiahnya bertajuk “Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim Inovatif Berbasis Teknologi Budidaya Adaptif Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan” mencerminkan komitmennya terhadap inovasi pertanian yang adaptif.
Selain sebagai birokrat, Fadjry juga aktif di dunia akademik.
Ia pernah menjadi dosen pascasarjana di Universitas Islam Makassar dan Universitas Hasanuddin, menunjukkan dedikasinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian.
Dalam masa jabatan yang hanya berlangsung sekitar tiga bulan hingga pelantikan gubernur definitif pada Maret mendatang, Prof Fadjry menghadapi tantangan untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan melanjutkan program prioritas di Sulsel.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi, menyatakan harapannya agar sinergi antara legislatif dan eksekutif dapat terus terjaga.
Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi Sambut Positif Penunjukan Prof Fadjry Djufry sebagai Pj Gubernur Sulsel
“Kami berharap Prof Fadjry dapat melanjutkan program-program baik yang sudah berjalan dan memastikan transisi pemerintahan berlangsung harmonis hingga gubernur definitif dilantik,” ujar Andi Rachmatika.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi termasuk pengelolaan banjir, peningkatan layanan kesehatan, dan akselerasi pembangunan infrastruktur.
Sebagai daerah lumbung pangan, Sulsel juga memerlukan perhatian khusus untuk mendukung modernisasi sektor pertanian.
Dalam arahannya, Tito Karnavian menekankan pentingnya koordinasi antara Prof Fadjry dengan berbagai pihak, termasuk DPRD, Forkopimda, dan tokoh masyarakat.
Ia juga meminta agar komunikasi dengan gubernur sebelumnya, Prof Zudan Arif Fakrulloh, tetap terjalin untuk memastikan kesinambungan kebijakan.
“Saya harap Prof Fadjry dapat menjalankan amanah ini dengan baik, membangun komunikasi yang efektif dengan semua pihak, dan memastikan kelancaran pelantikan gubernur definitif,” ujar Tito.
Dalam pidatonya, Prof Fadjry menyampaikan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi Sulsel.
Profil Prof Fadjry Djufry: Dari Akademisi Hingga Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan
Ia menegaskan bahwa perannya sebagai Pj Gubernur adalah bentuk pengabdian kepada tanah kelahirannya.
“Sebagai putra daerah, saya akan bekerja keras untuk membawa Sulsel ke arah yang lebih baik. Saya berkomitmen untuk melanjutkan program-program strategis dan memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan optimal,” tegasnya.
Pelantikan Prof Fadjry Djufry sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan menjadi babak baru dalam pemerintahan daerah ini.
Dengan latar belakang yang kuat di bidang pertanian dan pengalaman panjang di pemerintahan, ia diharapkan dapat membawa stabilitas serta melanjutkan program prioritas di masa transisi.
Sebagai putra daerah, Prof Fadjry memiliki peluang besar untuk membawa Sulsel menuju masa depan yang lebih baik, mendukung kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sulsel secara keseluruhan.
Ikuti Saluran WhatsApp Channel liputan7.id